40 Peneliti Belanda dan Indonesia Bahas Serius Banjir Jakarta

Kabarbelanda.com, Den Haag – Selama setahun terakhir, sebanyak 40 peneliti dan profesional dari 30 institusi di Belanda dan Indonesia membuat enam usulan ringkas perubahan kebijakan (Policy Briefs) tentang penanganan banjir Jakarta dalam konteks perubahan iklim.

Peluncuran Policy Briefs “Dealing with Greater Jakarta Floods in Times Climate Change” itu dilakukan secara daring pada Jumat (10/9/21), yang dihadiri para pakar, pejabat, dan profesional dari kedua negara.

Peluncuran Policy Briefs kerja sama KBRI Den Haag dengan sekelompok peneliti dan profesional multidisiplin ini merupakan tindak lanjut dari focus group discussion (FGD) dengan tema sama, pada akhir Februari tahun lalu. Selama lebih dari setahun tersebut, telah dibuat serangkaian Policy Briefs yang relevan, berbasis pengetahuan terkini tentang banjir di wilayah Jakarta dalam konteks perubahan iklim.

Peluncuran Policy Briefs, kerja sama KBRI Den Haag dengan peneliti dan profesional multidisiplin. (Dok. KBRI Den Haag)

Policy Briefs tersebut memberikan wawasan yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan dan pengambil keputusan di sektor terkait, mendorong pembentukan platform multi-stakeholder dalam konteks kerja sama bilateral antara Belanda dan Indonesia dan mendorong debat publik tentang topik penting ini, terutama di Indonesia dan Belanda.

Keenam Policy Briefs yang disebutkan di atas merupakan publikasi dari TYK research and action consulting – The Netherlands, Copernicus Institute of Sustainable Development, Utrecht University – The Netherlands, Taskforce Liveable Cities IDN-NL, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Acara peluncuran yang dikemas dalam webinar yang dihadiri 160 peserta terebut dibuka oleh Yanti Kusumanto, MSc dari TYK research and action consulting, atas nama para penggagas, serta dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas.

Dalam kesempatan itu, Mayerfas, sebagai keynote speaker, menekankan bahwa Policy Briefs ini dibuat tepat waktu, karena konsekuensi dari perubahan iklim terlihat di seluruh dunia. Tidak terkecuali Indonesia, sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap naiknya permukaan air laut dan meningkatnya frekuensi bencana alam.

Dubes Mayerfas: Indonesia rentan terhadap naiknya permukaan air laut. (Dok. KBRI Den Haag)

Mayerfas menyebutkan, Indonesia dan Belanda memiliki tradisi kerja sama yang panjang. Keahlian Belanda di bidang pengelolaan air, membuat Belanda partner yang penting dalam menanggulangi banjir, khususnya di wilayah Jakarta.