Namun pada tahun 2016 diputuskan untuk kembali dilanjutkan.
Suster dari Indonesia
Pada 2000, biara kedatangan empat suster dari Indonesia. Kemudian pada 2018 kembali datang tiga suster, untuk membantu para suster senior untuk melanjutkan misi provinsi. Selain itu mereka juga mencari bentuk persembahan spiritual baru.
Saat ini di Biara Fransiskan Denekamp tinggal 52 suster, dan enam suster di antaranya berasal dari Indonesia.
Suster-suster Fransiskan Thuine adalah sebuah kongregasi dalam komunitas Fransiskan sedunia.
Kongregasi tersebut terdiri atas lima provinsi di Jerman, Belanda, Jepang, Indonesia dan Amerika Serikat. Setiap provinsi memiliki pengurus sendiri.
Saat ini kompleks Biara Fransiskan Denekamp banyak digunakan untuk berbagai kegiatan.
Selain bagian yang ditempati oleh para suster Fransiskan, juga terdapat penginapan/hotel yang bisa disewa untuk umum, ada bagian lain yang terpisah dan saat ini ditempati oleh para pengungsi perang dari Ukraina.
Hotel yang diberi nama Fransiscushuis (huis artinya rumah), terdiri atas 30 kamar, dengan dua tempat tidur di setiap kamar, dilengkapi toilet dan kamar mandi.
Terdapat juga beberapa zal (ruang pertemuan) yang juga bisa disewa untuk berbagai acara seperti tempat pertemuan, ulang tahun, acara musik dan sebagainya.
Menginap di hotel, bukan berarti wajib mengikuti acara liturgi atau keagamaan yang memang secara rutin diadakan di biara.
“Bagi tamu yang memang berkeinginan untuk mengikutinya, maka setiap hari ada doa siang pada jam 13.30 dan Misa Minggu pada jam 09.30 pagi,” ungkap Suster Reinalda kepada Kabarbelanda.com.
Suster Reinalda adalah salah satu suster dari Indonesia yang tinggal di Biara Fransiskan Denekamp sejak tahun 2000. Beliau berasal dari Lahat, Sumatera Selatan. Suster Reinalda juga merupakan salah satu suster yang mengurusi Hotel Fransiscushuis, bagian receptie.