Dampak Konflik Rusia-Ukraina, Minyak Goreng Langka di Belanda

Begitu juga para pedagang ikan yang menjual ikan dan produk hasil laut lainnya, yang sebagian besar menggunakan minyak goreng. Mereka ikut tertampar oleh kelangkaan minyak goreng. Restoran dan penjual makanan berdasarkan pesanan, seperti banyak dilakukan warga Indonesia yang berbisnis kecil-kecilan, juga mengeluhkan hal yang sama.

“Wah, kalau begini terus keadaannya, mau tak mau harga jual pun ‘menyesuaikan’,” kata Sumi, yang menjadi “tangan kanan” pemilik Warung Jawa di Deventer. Ia juga mengeluhkan langka dan mahalnya minyak goreng di Belanda.

Sementara itu, Stevie Heru Prabowo, warga Indonesia lainnya, mengaku kaget dengan keterangan yang ada di rak minyak goreng di salah satu supermarket di kota Delft. Di situ tertulis, kelangkaan itu akibat perang di Ukraina, sehingga menyebabkan terjadi keterbatasan pengiriman minyak goreng dan berbagai jenis tepung terigu dan gandum. “Jadi kami juga tidak menerima pesanan dari pelanggan,” ujarnya.

Dewasa ini, di Belanda minyak goreng tidak hanya digunakan untuk menggoreng makanan, tetapi juga sebagai bahan baku pembuatan margarin, aneka kue, kripik, dan bahan makanan untuk bayi. Untuk itu saat ini, FNL sedang mengupayakan bahan baku panganan itu dengan alternatif, seperti minyak sawit, minyak lobak, atau minyak biji rami. Masalahnya, produk tersebut tidak tersedia dalam jumlah besar.

Editor: Tian Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :